Kepulanganku

Sapu tangan dan lambaianmu tak ada artinya sama sekali. Di stasiun itu aku tahu, meski tanganmu menggenggam sapu tangan,  tapi ada tangan  lain yang engkau genggam.

Begitu erat.

Seerat senja yang memelukku sore itu...


Senja mengejar kereta Logawa menuju Semarang. Senja  mendekap, memaksaku tuk terbenam. Seperti seorang ibu yang membenamkan kepala putrinya,  seraya  berkata semua kan baik-baik saja.

Menasehati  bahwa aku harus mengalah pada yang lebih dulu singgah.

Selamat petang, sore hari dan tatap mata.

Kedai Kopi Nir,  Semarang, Jawa Tengah.
23 November dini hari. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar